Showing posts with label Puisi. Show all posts
Showing posts with label Puisi. Show all posts

February 25, 2011

Kau, Malaikatku

Tiap pagi, ku lihat dirimu.
Indah sempurna, bagai malaikat.
Kaulah mahakarya Tuhan yang terelok.
Tak dapat kutemukan satu cela pun darimu.
.
Senyummu sihir aku.
Tatap matamu buatku terpana.
Suaramu mendetakkan jantungku lebih cepat.
Ah, begitu sempurna kau dimataku.
.
Aku tak peduli kata mereka.
Bisikan sumbang tentangmu.
Bagiku, hanya angin lalu.
Karena kaulah makhluk terindah.
.
Memandangmu adalah kebiasaanku.
Mengawasimu adalah kegemaranku.
Aku sadar, semua tetap saja sia-sia.
Tapi, begitu sulit lepaskanmu.
.
Tidak, aku bahkan tak mau melepasmu.
Dirimu terlalu berharga.
Entah aku gila, aku tak paham.
Kaulah penguasa hatiku.
.
Memelukmu adalah mimpiku.
Menyentuhmu adalah anganku.
Memilikimu adalah keinginanku.
Meski kutahu semuanya mustahil.
.
Entah kenapa kubiarkan diriku berharap.
Demi takdir, biarkan ku bermimpi.
Seolah memilikinya, seolah punyainya.
Biarpun hatiku kembali tersayat.
Biar airmataku menetes lagi.
.
Kenapa harus dia?
Yang jadi mentariku, mengapa?
Pada langit luas, kutanyakan semuanya.
Tapi, ia hanya diam membisu.
.
Oh, andaikan dia paham perasaanku.
Andai tak ada yang mustahil.
Andai langit dan bumi bisa bersatu.
Tapi, berjuta tetes airmata takkan mengabulkannya.
.
Memandangnya, hanya itu yang bisa kulakukan.
Bagai bunga yang merindukan sinar mentari.
Aku merindukan kehangatan.
Yang mustahil kudapatkan.
Bahkan mungkin, tak kudapat darimu.

Begitu Dekat, dalam Mimpi

Saat kau dalam pelukku
Seakan dunia begitu tenang
Harmoni terus bermain, hanya tuk kita berdua
Kau dan aku, begitu dekat
Saat aku bersamamu
Begitu dekat, begitu hidup
.
Hidup terus berlanjut
Mimpi indahku harus berakhir
Ku ikat ucapan selamat tinggal
Namun, ku seakan tak tahu
Begitu dekat saat ku menunggu, menunggu kehadiranmu
Sekarang, tuk selamanya ku paham
Yang ku ingin hanya mendekapmu
Begitu erat, erat dan dalam
.
Terlalu nyaris tuk raih akhir yang manis
Hampir ku percaya kali ini bukan permainan
Dan kini saat kau disini
Ku rasakan kau begitu jauh
Begitu dekat, kau dan aku
Namun begitu mustahil tuk ku gapai
.
Beritahu aku caranya
Bagiku tuk lewati kisah tak berakhir ini
Jika ku harus kehilanganmu
Amat nyaris bagi diriku
Tuk genggam akhir yang indah itu
Hampir ku yakin semua adalah nyata
Teruslah bermimpi, karena kita tahu
Kau dan aku begitu dekat
Namun juga begitu jauh
.
Seakan kaulah mimpi indahku
Yang tak kan pernah jadi nyata
Bunga abadi yang takkan pernah ku miliki
Terlalu indah, terlalu semerbak dirimu
Terlalu hina aku tuk menyentuh engkau
.
Ku mohon, biarkan ku pandang kau
Sebentar, hanya sebentar lagi
Jangan bangunkan aku dari tidurku
Belum ingin ku berhenti bermimpi
Tetaplah dalam kenanganku, sebentar saja
Sampai nanti ku terjaga
Terbangun, dari mimpi indahku...

Aku dan Malaikatku

Muakkah engkau, hai malaikat
Melihat manusia fana ini mengejarmu
Memngikuti dirimu dengan tatapannya yang hina
Bencikah kau
Saat aku menantimu
Terus berharap tuk dekat denganmu
.
Pahamkah kau
Saat bulan tetap mengejar matahari
Walau sang matahari tetap manjauhinya
Tahukah kau, betapa sakit yang dirasa sang bulan?
Sementara sang bintang yang temaninya selalu tak tampak
Menghilang, seolah ditelan awan malam

.
Saat bunga itu memandang rumput
Menatapnya dengan tatapan memuakkan
Sebegitu rendahkan aku bagimu
Bahkan, mendengarku pun kau enggan
Apa salahku padamu?
Malam berteriak sendu, namamu dipanggilnya
Tidakkah kau dengar?
.
Tulikah kau pada desah suaraku?
Tiap waktu, tiap detik kupanggil, kusebut namamu
Mengapa, malaikatku
Kau abaikan aku, salahkah aku?
Salahkah hatiku yang lancang mencinta
Mencoba mendekati dirimu yang begitu sempurna
.
Biar kuteguk candu asmara yang fana
Walau nanti kan kuteteskan air mata
Biar, berilah daku kenikmatan sesaat
Walau nanti hatiku perih
Datanglah, mendekatlah padaku
Walau hanya sesaat
Biar kunikmati anggur kasihmu
.
Jangan halangi penantianku
Biarkan aku, makhluk hina ini
Biarkan ku terus menantimu, malaikatku
Sampai nanti, sampai hancur sayapmu...